APAKAH SAYA SUDAH
MENJADI ORANG ISLAM ?
Pada artikel
kali in, sengaja saya memunculkan judul dalam bentuk pertanyaan
diatas.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan sebagai bentuk pengkajian terhadap diri
kita masing-masing. Saya tidak hendak bertanya kepada orang lain di luar diri
saya. Tetapi saya hendak mengajak diri kita sendiri untuk bertanya pada diri
kita sendiri, apakah saya sudah menjadi
orang islam. Dalam artikel ini saya belum masuk pada kondisi perintah
mengerjakan apa yang menjadi kewajiban serta menjauhi laranganNya. Pertanyaan
ini, menurut saya. Sekali Lagi, menurut saya adalah sangat penting. Karena ini
adalah titik awal diri kita menjadi orang islam.
“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai
Yahudi, Nasrani, atau Majusi ”
Hadits diriwayatkan oleh
Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa` (no.
507); Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari t dalam
Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul
Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim t dalam Kitabul Qadar (no. 2658).
Dari banyak
penelusuran yang penulis lakukan, penulis hanya menemukan, kalimat/ petunjuk “..kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.” Berkenaan dengan hadis tersebut, Penulis tidak menemukan
kalimat islam atau muslim. Atau kalimat ““…..kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi,
Nasrani, atau Majusi atau ISLAM.”. Tidak ada! kalimat yang ada adalah Yahudi,
Nasrani, atau Majusi saja. Dengan demikian, muncul pertanyaan, mengapa Nabi
Muhammad SAW tidak memunculkan kalimat “….kedua orangtuanyalah yang akan
menjadikannya sebagai ISLAM ? “ Lantas, apakah bisa kita mengadopsi, struktur
kalimat pentunjuk dari nabi Saw tersebut dan membentuk kalimat baru seperti, “….kedua
orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai ISLAM” ? dam faktanya sebagian
besar masyarakat Islam yang ada di Indonesia ini, islamnya karena kedua orang
tuanya adalah Islam. Maka pertanyaannya kembali kepada judul artikel diatas,
apakah saya menjadi orang islam, dan islamnya kita karena mengikuti keduaorang tua kita yang islam. Coba kalo
kedua orang tua kita yahudi. Mungkin kita menjadi yahudi. Atau kedua orang tua
kita Nasrani. Mungkin kita menjadi Nasrani juga. Atau mungkin kedua orang tua
kita Majusi. Mungkin kita menjadi Majusi juga tho. Kalau asumsi ini benar, maka
kita yang islam ini tidak ada bedanya dengan mereka. Sementara Nabi Saw tidak
menyebutkan hal tersebut untuk islam.
Kalau kita
melihat hukum sara’ / fiqh, Secara garis besarnya, menjadi orang islam itu
gampang, syaratnya cukup, baligh, berakal dan mengucapkan dua kalimah sahadat.
Siapapun orangnya yang sudah memenuhi 3 syarat diatas, maka dia adalah orang
islam. Dari hukum figh tersebut jelas
dan gamblang, bahwa menjadi islam bukan karena kedua orang tua. Tetapi karena 3
hal yaitu baligh, berakal dan mengucapkan dua kalmia sahadat. Pertanyaannya
adalah, kapan, dimana, dan siapa yang membimbing kita menjadi islam? Dan pertanyaan
selanjutnya adalah, kapan, dimana, dan siapa yang membimbing pembimbing kita
tersebut menjadi islam?. Kemudian pertanyaan lain yang sangat krusial adalah
apakah nash/ sanad pembimbing kita tersebut sambung menyambung tanpa terputus sampai
kepada rasulullah saw ? sebab hadis saja yang apabila sanadnya putus (tidak
tersambung sampai kepada Rasulullah), maka dapat dipastikan hadisnya tidak
sahih lagi. Nah, ini tentang sanad / nash orang yang membimbing kita menjadi
islam, apa bila terputus sanadnya, maka itu artinya kita masuk kedalam golongan
yang 72 firqah yang dikatakan oleh nabi Muhammad Saw.
Untuk itu, mari
kita mengkaji diri kita tentang hal ini. Sebab, apabila kita mengaku pengikut
Nabi Muhammad saw, Islamnya nabi Muhammad Saw itu ada yang mengislamkan beliau
dan ada tanggal/ saat / momennya, yaitu ketika beliau menerima wahyu pertama di
Gua Hirah dan yang menjadikan beliau islam adalah Allah Swt melalui Malaikat
Jibril As. Ini artinya islamnya Muhmamad bin Abdullah tidak islam dengan sendirinya.
Pun demikian, Islamnya Siti Khodija ra. Juga tidak dengan dengan sendirinya,
tetapi diislamkan baginda nabi Muhammad Saw. Pun demikian dengan para sahabat 4
yang kita kenal dengan khalifarasydin. Beliau – beliau itu menjadi Islam ada
pembimbing dan atau ora yang mengislamkan mereka. Dan seterusnya. Nah sekarang
kita yang membaca artikel ini, pertanyaan siapa yang mengislamkan kita,
sampaikah sanad orang yang mengislamkan kita itu kepada nabi Muhammad Saw ?
apakah kita islam dengan sendirinya ?... padahal nabi Muhammad saw, para
sahabat, mereka saja tidak islam dengan sendirinya melainkan ada yang
mengislamkan. Masak kita yang sudah akil
baligh, berakal, terus karena bisa membaca dua kalimah sahadat yang banyak
tertulis dibuku agama islam kemudian mengucapkan kalimat tersebut tanpa
pembimbing lantas kita sudah menjadi islam dengan sendirinya?.... masak begitu
? mari kita renungkan kembali…
Wallahualam
bisawab.
1 komentar:
ayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
WA : +85587781483
Post a Comment