Advertorial
Media Massa
By.
Ismail Marzuki, SE
Obrolan kito,
Dikalangan
Jurnalis dan media, baik cetak maupun Online Kosa kata
Advertorial tentu sangat
tidak asing lagi. Tetapi banyak juga orang yang kurang memahami apa
sesungguhnya advertorial itu. Pada edisi ini kami akan mencoba untuk
mengumpulkan bahan guna memberikan penjelasan secara komprehensip bagi kita semua sehingga kita akan sedikit mengerti tentang advertorial itu. Dan pembaca tidak menyadari bahwa yang dibacanya adalah sebuah ADVERTISING DAN EDITORIAL.
Definisi
Advertorial
Advertorial
berasal dari kata advertising dan editorial. Advertising berarti iklan dan
editorial berarti opini. Disebut juga pariwara atau ada juga yang menyebut
forum bisnis. Jadi pengertian advertorial adalah artikel yang dimuat di media
massa dengan tujuan untuk promosi atau berkampanye. Selain itu, advertorial
bisa diartikan sebagai iklan yang disusun atau dibuat sedemikian rupa sehingga
seperti sebuah artikel yang dikarang oleh media cetak yang bersangkutan.
Menurut
kamus bahasa Indonesia, advertorial berarti iklan yang berupa berita (bukan
gambar atau poster); pariwara. Advertorial merupakan salah satu bentuk
periklanan yang ada di media massa dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik.
Selain
itu, definisi dari
advertorial atau infomercial adalah iklan yang dirancang untuk mensimulasikan
isi editorial. Tulisan advertorial adalah iklan. Hanya saja, berbeda dengan
iklan display, pada dasarnya, advertorial terkesan sebagai suatu berita
sebagaimana dalam surat kabar atau majalah pada umumnya. Bedanya, tulisan
seperti berita itu memang mengakomodir sesuai dengan kemauan klien (pemasang
iklan), sembari memberi tulisan informatif kepada pembaca.
Narasumber atau klien membayar sejumlah uang untuk
memasang tulisan tersebut di media. Sama halnya seperti membeli halaman untuk
iklan display. Cuma beda tujuan. Iklan display bertujuan untuk membangkitkan
minat khalayak sesuai pesan yang diiklankan, agar mereka tertarik membeli
produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga menghasilkan keluaran bersifat
kuantitatif.
Sedangkan, tulisan advertorial lebih cocok menjadi
bagian dari aktifitas below the line. Seperti target yang ingin diraih oleh
kehumasan, dalam artikel sebanyak 3500 karakter, klien mencoba membangun
kesadaran merek (brand awareness), citra merek, citra perusahaan (corporate
image), atau menyajikan informasi agar pembaca lebih mengenal produk atau jasa
maupun program.
Mungkinkah yang bagus-bagus saja diceritakan? Bisa
jadi karena memang tulisan menganut azas ‘positive thinking’ atau karena sesuai
kemauan klien. Dalam penulisan advertorial tetap mengacu pada konsep 5W + 1 H
seperti pembuatan berita. 5 W = Who (siapa), What (apa), Where (di
mana/lokasi), When (kapan), dan Why (kenapa). Ditambah 1 H sebagai how
(bagaimana).
Pengertian
Advertorial Menurut Para Ahli:
1. Hutabarat, “Pada dasarnya advertorial
atau pariwara tidak banyak berbeda dengan feature. Bedanya, pariwara lebih
banyak bobot promosinya ketimbang informasi umumnya. Selain itu volumenya jauh
lebih besar. Untuk itu perlakuannya lain sekali. Koran takkan memberikan tempatnya
gratis begitu saja. Tempat itu harus dibayar sebagaimana layaknya tempat untuk
iklan.”
2. Kleppner, “Advertorial adalah iklan
yang digunakan untuk mempromosikan pandangan tertentu, istilah ini berasal dari
advertising dan editorial.”
3. Arens (1992:15), “Advertorial that is half
advertising half editorial aimed at swaying public opinion rather then selling
production.”
(Advertorial itu adalah setengah iklan
setengah editorial yang ditujukan untuk menggoyang opini publik ketimbang
menjual produksinya. Red.)
4. Sudiana ( 1984:1), Advertorial adalah bentukan dari
iklan dan tajuk rencana. Pengertian iklan sendiri, menurut Dendi Sudiana,
merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Prancis, RE-clamere yang
berarti meneriakan berulang-ulang.
Jenis
advertorial dibedakan berdasarkan materi pesan yang
disampaikan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa jenis advertorial :
1. Advertorial produk.
2. Advertorial jasa.
3. Advertorial korporat
(perusahaan).
4. Dalam penulisannya, membahas
mengenai keberadaan dan kegiatan suatu perusahaan atau instansi yang
bersangkutan.
5. Advertorial pemerintahan.
Dua jenis pertama yakni produk dan
jasa, cukup kental dengan bau iklan. Namun untuk advertorial korporat
dan pemerintahan, terkadang pembaca tidak menyadari bahwa artikel yang diangkat
merupakan iklan terselubung. Apalagi jika tampilan desainnya tidak dibedakan
dengan artikel biasa.
SIFAT
1. Informatif
Bersifat
memberitahukan atau memperkenalkan produk, jasa,
dan kegiatan yang ditawarkan.
Advertorial informatif ini menggunakan gaya penulisan langsung (straight
news)
2. Eksplanantif
bersifat
menjelaskan dan menguraikan produk, jasa, dan kegiatan secara langsung
3. Interpretif
bersifat
menginterpretasikan informasi atas produk, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
dengan memberikan sejumlah komentar atau keterangan
4. Persuasif
5. Influentif
6. Memuji
7. Argumentatif
8. Eksploratif
bersifat
mengungkap dan menjelaskan secara mendalam informasi yang diberikan pada
khalayak. Lebih menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana.
------00000------
Berikut ini kami
tampilkan salah satu contoh Advertorial yang kami lansir dari halaman situs :
Kualitas
Air Minum dan Sanitasi di Aceh Kini Semakin Baik
Kehidupan masyarakat Aceh
pascatsunami berangsur normal. Hal tersebut terlihat dengan masyarakat
yang sudah mulai bekerja, bercocok tanam, atau menuntut ilmu ke
sekolah. Saat ini, pemerintah terus memantau kebutuhan masyarakat. Salah
satunya, kebutuhan air minum dan sanitasi.
Pemerintah, Pemda Aceh, dan masyarakat berkolaborasi mengimplementasikan
program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sejak
2014, salah satunya di Gampong Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Gampong adalah
sebutan desa bagi masyarakat Aceh.
Program Pamsimas bertujuan meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan di
wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Saat ini, Gampong Jantho dan Gampong Cot
Dulang menjadi fokus perhatian. Alasannya, seperti dijelaskan Ansari, Kepala
Gampong Jantho, warga menggunakan hulu Sungai Krueng Aceh dan sumur umum untuk
mandi, mencuci, dan air minum.
Sebanyak 424 penduduk Gampong Jantho menggunakan
air tadah hujan untuk mengairi sawah dan ladang. Mereka bermata pencaharian
sebagai petani kemiri dan buah pinang, selain juga beternak.
“Kami bisa memanen padi maksimal setahun sekali
karena tanah kering saat musim kemarau,’’ ujar Sayed Jamaluddin (65)
warga Gampong Jantho yang sudah 20 tahun tinggal di desa tersebut.
Masyarakat desa mengambil air minum dari delapan
sumur kepunyaan warga untuk satu desa dan dari Sungai Krueng Aceh yang
melintas di Gampong Jantho untuk mandi, buang air besar, mencuci
pakaian, wudu, dan lain lain.
Warga memang kesulitan mendapatkan air. Saat
kemarau, sumur dan tanah kering hingga tidak dapat menanam padi. Saat musim
hujan, sumur dipenuhi lumpur dan aliran sungai deras. Hal tersebut membuat
anak-anak terkena wabah cacar setiap tahun. Warga Gampong Jantho sangat
membutuhkan air minum yang layak.
Kesulitan juga dialami siswa SD Negeri 01
Jantho. “Anak-anak sangat kesulitan membersihkan diri setelah mereka
selesai BAB, wudhu, serta cuci tangan di sekolah karena terkadang air sumur
juga banyak lumpur saat musim hujan dan kering saat kemarau, sehingga anak-anak
harus pergi ke sungai,’’ ucap Cut Ratmiyati, Kepala Sekolah sekaligus
pengajar di SDN 01 Jantho yang telah mengajar selama 28 tahun.
0 komentar:
Post a Comment